Contoh Sandhangan Aksara Jawa Sesuai dengan Jenisnya, Berikut Penjelasan Lengkapnya
--
Aksara Jawa sendiri dibagi menjadi beberapa bagian, salah satunya disebut dengan sandhangan. Lantas, ada apa saja sandhangan aksara Jawa?
Baca juga: Contoh Kultum Tentang Bersyukur yang Menyentuh Hati Singkat Beserta Dalilnya
Baca juga: Kumpulan Contoh Kultum Ramadhan Singkat 5 Menit, dengan Berbagai Tema Bulan Puasa
Tentang Sandhangan Aksara Jawa
Berdasarkan beberapa sumber, sandhangan adalah penanda atau simbol yang dapat mengubah vokal dasar pada aksara carakan (Hanacaraka). Jenisnya sendiri ada tiga macam yaitu sandhangan swara, sandhangan panyigeg wanda dan sandhangan wyanjana.
Jenis Sandhangan Aksara Jawa
Selanjutnya, berikut ini adalah penjelasan jenis sandhangan aksara Jawa:
1. Sandangan Swara
Dipakai untuk mengubah bunyi vokal aksara Jawa yang semula menghasilkan suku kata terbuka [a] memerlukan sandangan agar menjadi bunyi vokal [i], [é], [e], [u], dan [o]. Berikut nama sandangan beserta bunyinya:
- Wulu, sandangan untuk mengubah bunyi aksara menjadi [i] misal pada kata iki, contoh: ꦲꦶꦏꦶ
- Taling, sandangan untuk mengubah bunyi aksara menjadi [é] misal pada kata lele, contoh: ꦭꦺꦭꦺ
- Pepet, sandangan untuk mengubah bunyi aksara menjadi [e] misal pada kata sega (nasi), contoh: ꦱꦼꦒ
- Suku, sandangan untuk mengubah bunyi aksara menjadi [u] misal pada kata buku, contoh: ꦧꦸꦏꦸ
- Taling tarung, sandangan untuk mengubah bunyi aksara menjadi [o] misal pada kata loro, contoh: ꦭꦺꦴꦫꦺꦴ
2. Sandangan Sigeg
Berfungsi untuk mengubah bunyi aksara agar mendapat bunyi konsonan. Sandangan ini terdiri atas wignyan [h], layar [r], dan cecak [ng].
- Wignyan, sandangan untuk mengubah bunyi aksara seolah mendapat bunyi konsonan [h] misal pada kata bah, contoh: ꦧꦃ
- Layar, sandangan untuk mengubah bunyi aksara seolah mendapat bunyi konsonan [r] misal pada kata bar, contoh: ꦧꦂ
- Cecak, sandangan untuk mengubah bunyi aksara seolah mendapat bunyi konsonan [ng] misal pada kata bang, contoh: ꦧꦁ