5 Rekomendasi Hantaran Tunangan Adat Aceh yang Wajib Ada, Jadi Tradisi Turun Menurun
--
Daerah Aceh kaya akan budaya yang beraneka ragam. Salah satu tradisi yang terkenal di Aceh adalah adat dalam acara pernikahan yang terkenal megah serta unik, mulai dari acara lamaran (Intat Jeulame), acara resepsi pernikahan (Intat Linto Baro), hingga acara ngunduh mantu (Tueng Dara Baro).
Yang mana pada setiap acara tersebut digelar dengan penuh tradisi dan makna-makna yang terkandung di dalamnya. Beberapa yang paling penting yang pasti di bawa adalah daun sirih (On Ranup) dan juga buah tangan berupa kue-kue tradisional khas Aceh seperti berikut ini.
Baca juga: Menguak Makna dari Tradisi Munggahan, Wujud Rasa Syukur dan Ajang Silaturahmi dengan Sesama
5 Rekomendasi Hantaran Tunangan Adat Aceh
Meusekat
Meusekat merupakan makanan jenis dodol yang memiliki rasa manis dan tekstur yang lembut. Rasa manis ini berasal dari campuran nanas, sehingga nama lain dari meuseukat adalah dodol nanas.
Halua
Makanan yang satu ini hampir menyerupai dodol baik dari segi rasa maupun warnanya. Namun memiliki tekstur yang kasar karena terbuat dari beras ketan yang ditumbuk kasar. Halua memiliki rasa yang manis dan legit.
Wajek
Wajek / wajik dalam pembuatannya membutuhkan waktu lama dan kesabaran ekstra. Sehingga diharapkan nantinya pengantin juga sabar ketika membangun bahtera rumah tangga.
Dodoi
Dodoi atau dodol adalah kue khas dari Aceh yang bertekstur lembut dan rasanya manis yang dibuat untuk seserahan pada acara-acara spesial seperti pernikahan atau lamaran. Dodol biasanya juga diperuntukkan untuk menyambut tamu istimewa.
Keukarah
Kue keukarah atau kue sarang burung merupakan cemilan ringan yang cocok dinikmati sambil menikmati kopi. Sekilas kue keukarah seperti jaring berwarna putih kecoklatan yang berlapis-lapis.
Itulah beberapa hantaran tunangan adat Aceh. Nah, jika kamu mau menggelar acara tunangan, jangan lupa perhatikan hal ini agar prosesi pernikahan berjalan dengan lancar sesuai harapan. Selamat bertunangan bro-sist!