Purwakanti Dalam Bahasa Sunda Adalah Rima, Ikuti Penjelasan Lengkapnya Berikut!
--
Purwakanthi dalam bahasa sunda
Puisi Sunda sendiri ada yang berbentuk cerita dan non cerita. Puisi yang berbentuk cerita contohnya wawacan dan carita pantun, sedangkan yang non cerita contohnya sisindiran dan guguritan.
Kemiripan bunyi suku kata akhir antar kata-kata dalam padalisan atau barisan disebut purwakanti rantayan. Contohnya: diteuteup ti hareup sieup, genah merenah tumaninah, geten titen tulaten, dan lain-lain.
Lalu, kemiripan ujung suku kata antar baris dalam bait disebut purwakanti runtuyan. Contohnya:
Peuting tadi kuring nyaring
Lantaran hate keur gering
Inget wae kanu di tepis wiring
Baca juga: Aheng, Bukan Dilan, Buku Alternative Universe yang Viral di Twitter
Baca juga: Contoh Laporan Stok Barang Gudang Format Excel, Download Mudah di Sini
Baca juga: Cucur Adabi Viral TikTok, Sound di Medsos yang Menggunakan Logat Qolqolah
Dalam konsep dasarnya, purwakanthi pada tata bahasa Indonesia dimaknai sebagai aliterasi. Aliterasi adalah salah satu jenis majas dalam Bahasa Indonesia. Aliterasi adalah majas yang menggunakan kata permulaannya sama bunyi.
Contoh:
Dengar Daku Dadaku Disapu
Dari contoh di atas dapat dipahami jika aliterasi adalah persamaan bunyi yang terdapat pada deretan kata berhampiran .
Aliterasi adalah pengulangan bunyi konsonan dalam baris- baris karya. perlu ditegaskan bahwa aliterasi bukannya pengulangan huruf konsonan, tetapi bunyi konsonan. letak konsonan itu boleh sah diawal kata (contoh: segala sudah sedia) atau pada suku kata yang ditekankan (contoh: duka menjalar ke jantung).
Nah, itu dia pembahasan sekilas mengenai purwakanti dalam bahasa sunda. Semoga bermanfaat.