Kumpulan Contoh Kecap Rajekan Dwimadya yang Sering Digunakan dalam Percakapan Bahasa Sunda
--
ASCOMAXX.com - Kali ini kami akan membahas mengenai salah satu kata dalam bahasa Sunda yang disebut dengan kecap rajekan dwimadya. Jika kalian ingin mengetahui pembahasan lengkpanya silahkan simak pembahasan berikut ini ya.
Bahasa Sunda adalah salah satu bahasa daerah yang cukup populer di Indonesia. Selain karena berasal dari salah satu suku yang cukup besar di Indonesia, Bahasa Sunda memang menarik untuk dipelajari, baik itu dari segi logat dan juga cara pengucapannya.
Bahasa Sunda juga nyaris mirip seperti Bahasa Jawa. Yakni memiliki kosakata yang sangat banyak. Di dalam satu kata saja, ada beberapa macam arti. Kecap Rajekan merupakan sebuah kata yang di ulang adalah kata atau dalam bahasa sunda di sebut dengan engang pertama.
Baca juga: Siapa Nama Perempuan yang Membuat Hercules Jatuh Cinta? Ini Dia Jawabannya
Baca juga: Kumpulan Soal Asesmen Madrasah (AM) MTs Tahun 2023 Kurikulum Merdeka, Soal dan Jawaban Semua Mapel
Keca Rajekan yang biasa diketahui ada kecap rajekan dwimadya, kecap rajekan dwipurwa, dwimurni, dwireka, dan lain sebagainya. Nah, kali ini kami akan berfokus pada kecap rajekan dwimadya.
++++
Kecap Rajekan Dwimadya
Dwimadya terdiri atas kata dwi dan madya. Dwi artinya dua, madya artinya tengah. Arti kecap rajekan dwimadya adalah kata yang diulang atau disebut dua kali suku kata bagian tengah dari bentuk dasarnya.
Kecap rajekan dwimadya , beda dengan rajekan lainnya. Pada kecap rajekan dwimadya yang di ulang adalah kata bagian tengah, yang mana kita ketahui kecap rajekan lain biasanya yang diulang adalah kata depan.
Misalkan:
-sabaraha = sababaraha (beberapa)
-sapeuting = sapeupeuting (semalaman)
berikut ini contoh kalimatnya,
- din eta baju cik ganti sapeupeuting di pake wae , henteu bau kitu.
- din itu baju gaji semalaman enggak di ganti, apa enggak bau.