Pengertian Kecap Rajekan Dwipurwa Dalam Bahasa Sunda, Masuk Pada Pengulangan Kata atau Reduplikasi
--
Pengertian kecap rajekan dwipurwa
Kecap rajekan dibentuk dengan cara menyebut dua kali kata sebagian atau seluruh morfem dasarnya. Proses pembentukan morfem dasar menjadi kecap rajekan disebut ngarajek atau reduplikasi.
Morfem dasar atau bakal kecap yang dapat dibentuk menjadi kecap rajekan antara lain jangkar kecap (suku kata yang menjadi bahan kata), cakal (morfem dasar terikat), bagal kecap (morfem dasar semi terikat), dan morfem dasar bebas.
Berdasarkan pengulangan katanya, kata ulang dalam bahasa Sunda terbagi atas beberapa macam, yaitu kecap rajekan dwipurwa, dimadya, dwilingga (dwimurni dan dwireka), dan trilingga.
Selain itu, ada juga kata ulang yang dirarangkenan atau ditambah imbuhan, baik di depan, di tengah, di belakang, maupun gabungan.
Di lain sisi, dwipurwa merupakan gabungan dari dua kata, yaitu dwi artinya dua dan purwa artinya awal. Kecap rajekan dwipurwa adalah kata ulang yang disebut dua kali atau mengulangi suku kata pertama bentuk dasarnya. Penulisannya disambungkan tanpa spasi dan tanda hubung (-).
Baca juga: 7 Desain Rumah Minimalis 7x10 Tampak Luas dan Aesthetic, Rumah Idaman Jadi Makin Nyaman!
Kata ulang dwipurwa dapat ditambah juga dengan akhiran -eun dan -an. Makna kata turunan yang dibentuk dengan cara rajekan dwipurwa ditambah akhiran -eun dan -an adalah sebagai berikut:
- Nomina dalam bentuk dwipurwa ditambah akhiran –eun menunjukkan arti menderita atau berpenyakit yang disebut oleh kata dasarnya. Contoh lilinieun (berpenyakit tangan menggigil).
- Nomina dalam bentuk dwipurwa + akhiran -an menunjukkan pekerjaan yang dilakukan bersama serta berbalasan. Contohnya mumusuhan (bermusuh-musuhan).
- Verba dalam bentuk dwipurwa + akhiran -an menunjukkan pekerjaan berulang. Contohnya lulumpatan (berlari-lari).
- Verba dalam bentuk dwipurwa + akhiran -an menunjukkan pekerjaan berpura-pura atau dilakukan tidak dengan sungguh-sungguh. Contohnya babatukan (pura-pura batuk), ceuceurikan (pura-pura menangis).
- Verba atau nomina dalam bentuk dwipurwa + akhiran -an mengandung arti mainan atau permainan anak-anak. Contohnya momotoran (motor-motoran), momobilan (mobil-mobilan).
- Adjektiva dalam bentuk dwipurwa + akhiran -an + -an mengandung arti meniru-niru. Contohnya pipinteranan (meniru-meniru orang pintar, berlaga pintar), nyanyahoanan (sok tahu/ berlaga tahu).
Itu dia pembahasan sekilas mengenai pengertian dari Kecap Rajekan Dwipurwa dalam Bahasa Sunda. Semoga bermanfaat.