Tokoh Besar Alumnie PonPes Gontor: Mulai Pejabat, Politikus, hingga Pengasuh Pondok Pesantren
--
Di pesantren itu juga Paku Buana II bermunajat pada Allah di bawah bimbingan Sang Kyai. Sebagai balasan kebaikan, ia mejadikan Tegalsari menjadi daerah merdeka dan bebas dari kewajiban kepada kerajaan. Sejak saat itu para santri mulai berdatangan dari berbagai daerah untuk belajar. Pesantren Tegalsari berkembang hingga pertengahan abad ke-19 atau generasi keempat keluarga Kyai Besari.
Suatu ketika, usai shalat Jumat. Sulaiman Jamaluddin dan istri ditemani 40 santri menuju lokasi yang ditunjukkan oleh mertuanya.' Di sanalah Kyai muda itu mendirikan pondok pesantren yang kini diberi nama Gontor.
Kala itu kawasan Gontor menjadi tempat persembunyian para perampok, penjahat, penyamun dan pemabuk. Karena itu lah kawasan itu dijuluki sebagai "tempat kotor" atau dalam bahasa Jawa disebut enggon kotor.
Mulanya pelajaran yang diberikana hanyalah masalah keagamaan karena tujuannya untuk mengembalikan kesadaran masyarakat sekitar. Pada tahun 1926, mereka membuka Tarbiyatul Athfal yakni program pendidikan anak untuk masyarakat Gontor.
Baca juga: Daftar Layanan Bahama SPA Pondok Indah Jakarta, Tarif Dipatok Cuma Rp. 250.000/60 Menit!
Baca juga: Pondok Pesantren Dalwa: Pendiri, Sejarah, Lokasi, Visi dan Misi, Serta Keunggulan