Thursday 19th of December 2024
×

Bedah Kode ICD 10 Konstipasi, Begini Artinya: Petugas Medis Wajib Hapal Untuk Diagnosis Pasien

Bedah Kode ICD 10 Konstipasi, Begini Artinya: Petugas Medis Wajib Hapal Untuk Diagnosis Pasien

--

Penyebab Konstipasi

Untuk penyebab utama konstipasi yang paling sering dan kerap terjadi dan dirasakan oleh penderita yaitu karena adanya tinja yang bergerak terlalu lambat di saluran pencernaan. 

Selain itu, ada beberapa faktor risiko lain yang bisa memicu konstipasi, seperti misalnya:

  1. Adanya gangguan hormon yang disebabkan oleh diabetes, hiperparatiroidisme, kehamilan maupun hipotiroidisme.
  2. Adanya gangguan otot penggerak usus, seperti pada dyssynergia.
  3. Adanya gangguan saraf, biasanya terjadi pada pengidap penyakit parkinson, cedera saraf tulang belakang, stroke serta multiple sclerosis.
  4. Penyakit usus atau rektum, seperti misalnya penyumbatan usus, kanker usus besar, fisura ani serta kanker rektum.

Gejala Konstipasi


Untuk gejala konstipasi atau sembelit cukup beragam seperti:

  • mengejan,
  • rasa tidak tuntas setelah BAB,
  • tinja kering dan keras,
  • ukuran tinja sangat besar atau kecil,
  • nyeri perut, mual,
  • kembung,
  • rasa mengganjal pada rektum,
  • bahkan sampai tidak nafsu makan.

Pengobatan Konstipasi

Sedangkan untuk pengobatan maupun penanganan sendiri sebenarnya akan lebih ke pengobatan yang bertujuan untuk mengatasi penyakit yang mendasari. Umumnya penanganan konstipasi dimulai dari perubahan pola makan dan gaya hidup seperti:

  • Konsumsi air dan makan makanan berserat
  • Perbaiki pola makan.
  • Perbanyak aktivitas fisik/olahraga.

Cara Mencegah Konstipasi

  • Biasakan ke toilet pada waktu yang sama setiap hari.
  • Hindari stres.
  • Jangan menahan untuk buang air besar (BAB).
  • Olahraga rutin.
  • Perbanyak makan makanan berserat tinggi (kacang-kacangan, sayuran, buah-buahan dan sereal).
  • Perbanyak minum air putih.

Diagnosis konstipasi

Diagnosis konstipasi perlu dicurigai pada pasien yang mengeluhkan kesulitan saat buang air besar. Gejala dapat berupa frekuensi buang air besar yang jarang, tinja yang keras dan padat, usaha mengejan berlebihan, rasa tidak lampias setelah buang air besar, atau penyumbatan. Diagnosis konstipasi dapat ditegakkan berdasarkan kriteria Rome IV. 

1. Anamnesis

Anamnesis perlu menggali durasi dan sifat konstipasi, konsistensi tinja, gejala gastrointestinal lain, dan ada-tidaknya tanda bahaya konstipasi.

2. Konstipasi Akut dan Kronis

Gejala konstipasi dapat terjadi secara akut bila kurang dari seminggu. Konstipasi akut seringkali akibat perubahan pola diet atau kebiasaan, seperti konsumsi serat atau aktivitas fisik yang kurang, stres, atau adaptasi toilet di lingkungan baru.

3. Konsistensi Tinja

Bristol Stool Form Scale (BSFS) dapat bermanfaat dalam praktik klinis karena digunakan untuk menilai konsistensi tinja berdasarkan 7 jenis spektrum. Tipe 1 dan 2 menunjukkan tinja yang keras atau padat, sedangkan tipe 6 dan 7 untuk tinja yang lunak atau berair. Konsistensi dari tinja dapat menjadi indikator transit kolon.

4. Gejala Gastrointestinal Lain

Gejala gastrointestinal lain juga perlu digali, seperti nyeri perut, kembung, dan muntah. Selain itu, gejala yang mengarah pada tanda bahaya dari konstipasi perlu disingkirkan meliputi penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, perdarahan rektal, atau riwayat keluarga dengan kanker kolorektal maupun inflammatory bowel disease. 

Semoga informasi mengenai kode ICD 10 Konstipasi untuk diagnosis penyakit pencernaan yang dapat kami sampaikan ini bermanfaat. Jangan lupa berikan pendapatmu!

Sumber:

UPDATE TERBARU