Contoh Sisindiran Rarakitan Silih Asih dan Pengertiannya : Pantun Sunda yang Terdiri Dari 4 Baris Kata
--
ASCOMAXX.com – Sisindiran berasal dari kata sindir, artinya berkata secara tidak langsung atau tidak terus terang. Sisindiran adalah bentuk puisi semacam pantun di dalam sastra Melayu. Sisindiran tumbuh dan berkembang pada masyarakat bahasa Sunda umumnya. Sisindiran berasal dari kata sindir ‘sindir, menyindir’, artinya berkata secara tidak langsung atau tidak terus-terang.
Lebih jelas: sisindiran dapat dibentuk berupa wawangsalan, berupa rarakitan, dan berupa paparikan. Keperluannya/ tujuannya, masing-masing dapat digunakan untuk silih asih berkasih sayang, piwuruk pepatah, dan sésébréd humor. Meskipun sindir dan sisindiran ini berbeda, tetapi pada dasarnya tetap sama, yaitu menyampaikan maksud atau tuturan secara tidak langsung apa adanya, tetapi disampaikan dengan ungkapan yang lebih baik, supaya enak didengar.
Baca juga: 5 Metode Padika Biantara yang Harus Kamu Tau, Sampaikan Pidato Bahasa Sunda dengan Baik
Baca juga: Contoh Ide Papan Nama MPLS Unik dan Menarik Terbaru 2023, Mudah Juga Ditirukan!
Rarakitan yaitu salah satu jenis pantun Sunda atau sisindiran yg dibangun oleh cangkang (kulit) & eusi (isi). Engang tungtung (ujung suku kata) tiap padalisan (baris) antara kulit & isi mesti murwakanti laraswekas. Untuk jenis jenisnya tentulah sangat beragam terutama penggunaan dan cara bacanya.
Jumlah baris rarakitan adalah genap, setengahnya berisi cangkang (kulit) & setengahnya lagi eusi (isi). Namun sisindiran rarakitan lazimnya dibangun oleh 4 baris. Baris pertama & kedua berisi cangkang, baris ketiga & keempat merupakan isi. Disebut rarakitan karena kata pada awal baris bagian sampiran diulangi atau dipergunakan lagi pada awal baris bagian isi