Sejarah Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading Malang, Jadi Ponpes Tertua di Kota Malang
--
Sejarah Pondok Pesantren Miftahul Huda
Pesantren Miftahul Huda didirikan oleh KH. Hasan Munadi pada tahun 1768. Pondok ini lebih masyhur dengan sebutan Pondok Gading karena tempatnya berada di kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Pondok Pesantren Gading Malang merupakan pondok pesantren tertua di Malang dan yang ke tiga di Indonesia setelah Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur (1718 M) dan Jamsaren, Jawa Tengah (1750M).
Baca juga: Program Unggulan Pondok Pesantren Modern Tazkia Malang, Penyelenggaraan Pembelajaran Terpogram
Baca juga: Contoh Soal Pembagian Ribuan SD/MI, Belajar Porogapit Jadi Lebih Mudah!
KH. Hasan Munadi wafat pada usia 125 tahun. Beliau mengasuh pondok pesantren ini selama hampir 90 tahun. Beliau meninggalkan empat orang anaknya yaitu: KH. Isma'il, KH. Muhyini, KH. Ma'sum dan Nyai Mujannah. Pada masa itu, Pondok Gading belum mengalami perkembangan yang signifikan.
Setelah KH. Hasan Munadi wafat, Pondok Gading diasuh oleh putera pertama beliau yang bernama KH. Ismail. Dalam menjalankan tugasnya yaitu membina dan mengembangkan pondok pesantren, generasi kedua ini dibantu oleh keponakannya sendiri yaitu KH Abdul Majid.
Dikarenakan tidak mempunyai keturunan, maka KH. Ismail mengambil salah seorang puteri KH. Abdul Majid yang bernama Nyai Siti Khodijah sebagai anak angkat. Puteri angkat tersebut lalu beliau nikahkan dengan salah seorang alumni Pondok Pesantren Miftahul Huda, Jampes Kediri yaitu KH. Moh. Yahya yang berasal dari daerah Jetis Malang.
Kepada KH Moh. Yahya inilah KH. Isma'il menyerahkan pembinaan dan pengembangan Pondok Gading. KH. Ismail kemudian wafat pada usia 75 tahun setelah mengasuh Pondok Gading selama 50 tahun.