Sejarah Pondok Pesantren Miftahul Huda Gading Malang, Jadi Ponpes Tertua di Kota Malang
--
Sebagai pengasuh generasi ketiga, KH. Moh. Yahya memberi nama pondok pesantren gading dengan nama "Pondok Pesantren Miftahul Huda". Beliau mengizinkan para santrinya untuk menuntut ilmu di lembaga formal di luar pesantren.
Baca juga: Contoh Teks Pranatacara Bahasa Jawa, Acara di Desa, Pengajian, Hingga Perpisahan Sekolah
Baca juga: 10 Desain Banner Pengajian yang Keren Banget, Bikin Audien Tertarik Datang!
Sebuah kebijakan yang cukup berani dan tergolong langka saat itu. Ternyata dengan kebijakan ini, Pondok Gading berkembang semakin pesat.
Selama mengasuh Pondok Gading ini, KH. Moh. Yahya selalu mewanti-wanti para santrinya agar tidak keliru dalam niatnya. Pesan beliau yang sampai kini dteruskan oleh putra-putra beliau dalam membina para santri, yaitu:
"Niatmu ojo keliru. Nomer siji niat ngaji, nomer loro niat sekolah. Insya Allah bakal hasil karo-karone" (Niatmu jangan sampai keliru. Yang pertama adalah niat mengaji dan niat yang kedua adalah niat sekolah/kuliah, Insya Allah akan berhasil kedua-duanya)"
Pada tanggal 4 Syawal 1391 H atau 23 November 1971 M, KH. Moh. Yahya pulang ke Rahmatullah, tepat 37 hari setelah meninggalnya putra pertama beliau yang bernama Kyai Ahmad Dimyathi Ayatullah Yahya.