Apa Itu Hari Raya Galungan dan Kuningan? Perayaan Untuk Agama Hindu di Bali Dengan Tradisinya yang Unik
--
Seperti Apa Tradisi Hari Raya Galungan dan Kuningan?
Berdasarkan penanggalan Bali-Jawa, Hari Galungan terjadi setiap 6 bulan, yaitu pada hari Rabu Kliwon Wuku Dungulan. Lalu, 10 hari kemudian, umat Hindu akan merayakan Hari Raya Kuningan. Umat Hindu di Bali biasanya merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan dengan melakukan sembahyang di pura.
Galungan dan Kuningan dirayakan selama 10 hari. Pada momen spesial ini, umat Hindu akan memeriahkannya dengan berbagai atribut seperti penjor berbahan bambu. Penjor tersebut akan dipasang di sekeliling rumah menggunakan daun kelapa muda yang berwarna kuning. Sebagai alternatif, penjor juga bisa dibuat dari daun pohon tuak muda.
Baca juga: Apa itu Break, Kata Yang Sering Ditujukan Pada Suatu Hubungan Cinta, Kapan Break Harus Dilakukan?
Di Mataram, penjor sering dijumpai pada saat upacara agama Hindu, terutama pada hari Raya Galungan dan Kuningan. Kemunculan penjor di kota ini merupakan peninggalan Kerajaan Karang Asem Bali. Dijelaskan dalam buku Penjor Sebagai Simbol Pencitaan Diri Umat Hindu di Kota Mataram karya I Wayan Sutama, penjor dipahami sebagai persembahan atau ungkapan rasa syukur terhadap tanah air. Secara historis, tradisi ini menyampaikan kepercayaan dan ritual keagamaan yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Tradisi lain dalam perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan adalah dengan mengundang keluarga dan kerabat. Tradisi ini disebut saling besilak. Kemudian, ada juga tradisi saling joting atau saling ngejot yang mejadi simbol harmoni sosial.