Wednesday 25th of December 2024
×

Sejarah Bendungan Pamarayan yang Sudah Beroperasi Selama 121 Tahun, Jadi Saksi Kolonialisme

Sejarah Bendungan Pamarayan yang Sudah Beroperasi Selama 121 Tahun, Jadi Saksi Kolonialisme

--

Sejarah Bendungan Pamarayan

Pada tahun 1889 Conrad Theodore van Deventer, seorang ahli hukum Belanda yang pernah tinggal di Hindia selama hampir 17 tahun (1880-1897) menerbitkan artikel berjudul "Een Eereschuld" (Suatu Hutang Kehormatan).

Hutang yang dimaksud adalah jasa besar baik langsung maupun tidak langsung dari Hindia Belanda bagi negeri Belanda. Karenanya Van Deventer bersama dengan rekannya, Pieter Brooshooft menjadi pencetus gerakan Politik Etis atau Politik Balas Budi Pemerintah Kolonial.


Karena hal tersebut pemerintah kolonial menganggap peristiwa yang terjadi di banten pada abad 19 seperti Geger Cilegon sebagai akibat dari kemisikinan penduduk Banten. Atas alasan itu, program irigasi ditujukan untuk mensejahterakan masyarakat Banten melalui bidang pertanian dan dibangunlah waduk cantik ini.

Dibalik kisahnya yang panjang, bendungan Pamarayan yang dahulunya membendung aliran sungai Ciujung itu kini jadi salah satu spot wisata yang digemari warga.

Baca juga: Sejarah Anime Jepang, Ternyata Begini Perbedaannya dengan Kartun

Baca juga: Sejarah Bendungan Bintang Bano NTB, Masuk ke Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Diresmikan Presiden Jokowi Tahun 2022

Baca juga: Sejarah Waduk Saguling yang Sudah Digunakan Sejak Tahun 1985 Masih Aktif Jadi PLTA Hingga Kini

Bendung Pamarayan kini telah rusak dan konstruksi bangunan telah lapuk termakan usia. Terlebih adanya proses pendangkalan sungai dan tekanan debit air yang mengalami penurunan.

Karena alasan itulah maka Bendung Lama Pamarayan dijadikan sebuah situs bangunan bersejarah, yang saat ini telah resmi menjadi Salah Situs Cagar Budaya yang terletak di Desa Pamarayan, Kecamatan Pamarayan Kabupaten Serang Provinsi Banten - 42176. Jangan lupa untuk berjunjung ya jika kamu penasaran.

Sumber:

UPDATE TERBARU