Kisah Khalifah Umar bin Khattab Dengan Janda Tua yang Memasak Batu Untuk Anaknya
--
Sebelumnya sebuah serial berjudul Umar bin Khattab (Omar) sendiri sudah pernah tayang di Indonesia. Serial ini sajikan perjalanan Umar yang awalnya menolak namun setelah Abubakar wafat akhirnya menerima diri menjadi pemimpin umat Islam. Umar memerintah dengan tegas dan bijaksana sehingga umat Islam terus berkembang bahkan sampai menundukkan kerajaan Romawi dan Persia.
Kisah Khalifah Umar bin Khattab Dengan Janda Tua
Dikenal tegas, ternyata dalam satu kisah kita dapat mengetahui hati seorang Umar yang ternyata lembut dan sangat perasa. Dikisahkah Umar gemar melakukan blusukan ke rumah-rumah rakyatnya untuk mengetahui secara langsung bagaimana kondisi mereka.
Suatu malam, Umar bersama seorang sahabat bernama Aslam mengunjungi sebuah desa terpencil. Ketika sedang berkeliling, ia mendengar terdapat suara tangisan anak kecil yang bersumber dari sebuah rumah.
Ternyata rumah tersebut dihuni oleh seorang perempuan tua dan anaknya yang menangis. Sang ibu berusaha menenangkan anaknya agar tidak menangis dengan berkata bahwa ia sedang memasak.
Baca juga: Jenjang Pendidikan Pondok Pesantren Imam Bukhari Solo, Ijazah Telah Diakui Universitas Islam Madinah
Baca juga: Contoh Desain Dekorasi Panggung Pengajian Sederhana yang Islami dan Modern
Namun ternyata ketika Umar mengetahui bahwa ibu tersebut sedang memasak batu seolah-olah sedang memasak makanan membuatnya merasa penasaran sekaligus merasa iba dengan perilaku yang ditunjukkan oleh janda tua tersebut, sehingga ia bertanya kepadanya perihal anaknya yang sedang menangis itu. Wanita tersebut kemudian menjawab,
"Saya memasak batu-batu ini hanya untuk menghibur anakku. Inilah kejahatan yang dilakukan Umar bin Khattab (wanita itu tidak mengetahui sedang berbicara dengan Umar) yang tidak mau melihat rakyatnya sengsara. Sungguh kejam! Seharian ini kami belum makan satu suap pun, bahkan anakku pun sampai harus berpuasa. Ketika waktu berbuka tiba, saya mengharap bakal ada rezeki yang datang, namun kenyataannya tidak! Saya harus mengumpulkan batu-batu ini kemudian memasaknya untuk membohongi anakku yang kelaparan dengan harapan dia akan lekas tertidur. Ternyata anakku tidak bisa tertidur, kemudian ia menangis meminta makan."
Usai mendengar keluh kesah yang diutarakan oleh perempuan tua itu, Umar segera beranjak dari tempat itu dan kembali ke Madinah untuk mengambil gandum yang dipikul di punggungnya untuk diantar ke janda tua itu.
Tanpa istirahat, Umar kemudian sampai ke rumah janda tua itu dan membawakan gandum serta beberapa liter minyak samin untuk bisa dimasak oleh janda tua itu. Setelahnya, janda tua itu bergegas memasak makanan untuk dia dan anaknya.
Usai kejadian yang menguras hati dan tenaga itupun akhirnya Umar lega karena bisa membantu rakyatnya agar tidak kelaparan lagi sekaligus menghentikan tangisan anak kecil tersebut.