Sejarah Pondok Pesantren Qotrun Nada Depok, Telah Jadi Tujuan Santri dari Berbagai Wilayah Negeri
--
Mereka terdiri dari keberanekaragaman daerah, adat dan budaya seperti dari daerah Jawa, Sunda, Betawi bahkan ada juga yang berasal dari Aceh dan Jambi, namun mereka semua dengan teguh memegang prinsip “Bhineeka Tunggal Ika” sampai mereka akhirnya bersatu dalam kesatuan yang kokoh bak sebuah bangunan yang mana antara satu dengan yang lainnya saling menguatkan.
Baca juga: Amalan Mengangkat Benda Berat Dalam Islam, Baca Doa Ini Agar Beban Menjadi Lebih Ringan
Baca juga: 5 Pondok Pesantren Tertua di Jawa Timur, Tempat Belajar Agama Islam Untuk Putra dan Putri
Baca juga: Rekomendasi Nama Usaha Menurut Islam yang Baik dan Berkah, Lengkap dengan Artinya!
Sejarah Pondok Pesantren Qotrun Nada
Diketahui awalnya Qotrun Nada hanyalah sebuah Majlis Ta’lim kecil yang hanya digunakan oleh masyarakat Cipayung untuk kegiatan mengajarkan Al Qur’an namun tanpa disangka lambat laun akhirnya Majlis Taklim ini semakin diminati oleh masyarakat Cipayung dan sekitarnya.
Sampai akhirnya atas dorongan dan keyakinan yang kuat maka pada tahun 1995 mulailah diadakan penerapan pendidikan islam yang dikembangkan melalui pengajian kitab pada luar jam sekolah atau pada bahasa masyarakat cipayung adalah santri kalong.
Santri kalong adalah santri yang pada saat itu mengikuti kegiatan pengajian kitab salafi pada waktu-waktu tertentu dan setelah selesai pengajian santri pulang kerumah masing-masing.
Dikarenakan peminat santri kalong semakin banyak dan permintaan dari para wali santri agar pengajian yang selama ini diadakn agar lebih dimaksimalkan lagi, maka pada saat itulah para santri diwajibkan untuk bermukim di majlis ta’lim.