Sejarah Singkat Pondok Pesantren Sunan Ampel Jombang, Jadi Lembaga Pendidikan Islam Untuk Warga Sekitar
--
Sejarah Pondok Pesantren Sunan Ampel
KH. Mahfudz ( Selanjutnya di tulis mahfudz muda.red ) menamatkan sekolah dasarnya di pesantren Ayahnya sendiri di Paculgowang, kemudian melanjutkan ke Pondok Tebuireng berguru kepada Hadrotus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari mulai dari Shifir awal, tsani, 1 sampai 6. Jadi Beliau di Tebuireng selama 8 tahun.
Baca juga: Tutorial Membuat Format Label Undangan di Excel dengan Mudah, Nggak Perlu Pesan Undangan dari Luar!
Baca juga: Baca Manhwa Into The Rose Garden Chapter 24 Bahasa Indonesia, Keputusasaan Arok Membuatnya Menyerah
Setelah itu beliau mengajar di Pondok tersebut ditengah-tengah kesibukannya mengajar, beliau menyempatkan diri belajar Ilmu Falaq di pesantren Seblak di bawah naungan KH. Ma’shum Ali bersama Hj. Khoiriyah Hasyim. Dari sinilah kecerdasan dan ketekunan Mahfudz muda kelihatan, sehingga KH. Ma’shum Ali tertarik untuk mengambilnya sebagai menantu.
Hal ini terasa wajar karena tradisi masa itu biasanya seorang Kyai rata-rata menjadikan Murid terbaiknya sebagai menantu demi kesinambungan kepemimpinan pesantren.
Akhirnya hal tersebut diberitahukan kepada Mahfudz Muda dan Keluarganya. Setelah semuanya setuju, maka dilangsungkanlah pernikahan antara Mahfudz Muda (25 th) dengan Hj. Abidah (9 Th).
Setelah nikah Mahfudz masih terus mengajar di pesantren Tebuireng pada waktu siang hari dan pesanren Seblak pada waktu malam hari, dan mereka baru berkumpul secara resmi sebagai sebuah rumah tangga ( Suami –Istri ) pada waktu Hj. Abidah berusia 11 Th.