Sejarah Singkat Pondok Pesantren Sunan Ampel Jombang, Jadi Lembaga Pendidikan Islam Untuk Warga Sekitar
--
Pada waktu itulah perumahan tersebut ditinggalkan oleh tentara Belanda, dan istrinya ditahan oleh tentara Jepang. Tanah tersebut kena bumi hangus, sehingga kondisinya porak poranda, akhirnya vakum tidak ada pemiliknya yang sah. Ada petugas yang menjaga tanah itu, namanya Pak Drais ( Suaminya ibu Kholifah, utaranya depot Abadi yang sekarang sudah meninggal.
Baca juga: Rekomendasi Hotel 24 Jam di Bandung Terdekat, Bebas Check In dan Check Out Kapan Aja
Baca juga: Rekomendasi Hotel Transit 6 Jam di Puncak Bogor Paling Populer, Murah, dan Miliki Pelayanan Terbaik
Baca juga: Rekomendasi Hotel Transit Batam Dekat Bandara Hang Nadim dan Tarif Murah Untuk Para Traveller
Pada waktu itu tanah berupa kebun seperti Mangga dll, dan belum ada pagarnya. Rumah kosong itu kemudian diobral, akhirnya KH. Mahfudz Anwar berhasil memenangkannya. Beliau akhirnya dapat membeli tanah tersebut dengan harga kira-kira 16 Rupiah. Luas tanah tersebut lumayan luas (seperti sekarang ini Rumah, Pondok putri, dan Halaman ).
KH. Mahfudz Anwar pindah ke rumah itu pada tahun 1956. KH. Mahfudz Anwar membawa 18 Santri Putrinya ( dari Pondok Seblak ) menetap dan menemani beliau disana. 18 Santri tersebut melanjutkan studi di PGA Jombang.
Mereka bertempat tinggal satu rumah dengan KH. Mahfudz Anwar. Mereka menempati satu kamar panjang ( rumah itu pada waktu dulu ada dua kamar, satu kamar yang panjang untuk 18 santri putri, dan satu kamar untuk KH. Mahfudz Anwar sekeluarga ).
Setelah beberapa tahun KH. Mahfudz Anwar membangun Musholla untuk tempat mengaji para Santri, lalu membeli lagi sebidang tanah sebelah selatan barat ( sekarang masjid dan komplek Multazam Pondok Putra ).