Sejarah Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang, Didirikan Oleh Seorang Ulama Bugis
--
Selanjutnya diteruskan oleh murid muridnya seperti AG. H.Abd. Rahman Ambo Dalle (1900-1996), AG. H. Muhammad Daud Ismail (1908-2005/1952-1961), AG.H.Muhammad Yunus Martan (1986-1988), AG. H.Hamzah Manguluang (1986-1988), AG. H.Abdul Malik Muhammad (1988-2000), AG. Prof.Dr.H.Abd. Rahman Musa (2000-2002), dan AG.Prof.Dr.H.M.Rafii Yunus Martan, MA (2002-sekarang).
Baca juga: Doa Mancing Ikan Menurut Al-Qur'an yang Mustajab Dijamin Langsung Strike Banyak, Amalkan Sekarang
Baca juga: Kumpulan Doa Agar Diberikan Kecukupan dan Tidak Kekurangan, Bisa Diamalkan Agar Rezeki Melimpah Ruah
Baca juga: Cara Penarikan Saldo Dari Aplikasi Signal Koin Apk Modal Rebahan Doang bisa Dapat Cuan
Madrasah Arabiyah Islamiyah (MAI) pada periode pertama membina jenjang pendidikan, yaitu Ibtidaiyah 4 Tahun, dan Tsanawiyah 3 Tahun, serta satu kelas khusus Pengkaderan Ulama, Pada saat itu tidak ada klasifikasi usia, dalam arti santri yang belajar pada setiap jenjang umumnya sudah remaja, bahkan ada santri berusia dewasa.
Setelah AG.H. Muhammad As’ad meninggal dunia pada tahun 1952, kepemimpinan Pondok Pesantren dipercayakan kepada AG.H.Muhammad Daud Ismail.
Selanjutnya dipimpinan oleh AG.H.Muhammad Yunus Martan. Dari kedua ulama besar inilah Pondok Pesantren As’adiyah mengalami kemajuan dan perkembangan serta diterima oleh masyarakat Islam secara luas.
Kini, Pondok Pesantren As’adiyah memiliki cabang kurang lebih 320 yang tersebar diseluruh pelosok nusantara. Untuk tingkatan Pusat membina santri mulai dari Taman Kanak Kanak/RA sampai perguruan Tinggi.