Tips Gampang DIY Amplifier Kelas T dan D yang Anti Gagal, Tak Perlu Beli Mahal-Mahal
--
+
Mengenal Amplifier Class D
Power amplifier kelas D merupakan power amplifier switching menggunakan teknologi PWM (pulse width modulation), dimana ton duty-cycle dari pulsa PWM ini proporsional terhadap amplitudo sinyal input.
Pada tingkat akhir power amplifier, pulsa PWM dari modulator dibagi mejadi 2 sisi yang saling berbeda fasa 180° dan digunakan untuk mendrive transistor switching ON dan OFF pada High side dan Low side yang sesuai dengan lebar pulsa PWM.
Transistor switching yang digunakan pada power amplifier kelas D pada umumnya adalah transistor jenis FET atau MOSFET. Konsep dasar dari power amplifier kelas D ditunjukkan pada gambar berikut.
Kelebihan Serta Kekurangan Amplifier Class A/B dan Class D
Kelebihan Class D bila dibanding dengan driver analog yang lain paling utama yaitu sangat efisien, dimana supply yang disalurkan secara totalitas masuk ke beban tanpa terbuang lewat panas. Class D dapat menggapai efisiensi sampai 100% sedangkan class A/ B optimal dapat 75%.
Class D lebih irit energi daripada class A/ B. Namun pada Amplifier Class D cukup menggunakan 10 Ampere saja. Dengan efisiensinya yang besar, fitur power Class D dapat didesain lebih kecil ringan dengan memakai Power supply SMPS tetapi dengan keahlian yang setara dengan power class A/B yang desain perangkatnya secara universal besar serta berat.
DIY Amplifier Kelas T dan D yang Anti Gagal
Amplifier ini memiliki unit pendingin efektif berbeda dengan amplifier Kelas AB, yang unit pendinginnya bisa panas jika tidak didinginkan secara aktif.
Di bawah ini kamu dapat melihat skema amplifier yang didasarkan pada desain referensi IRAUDAMP1 oleh International Rectifier (Infineon). Perbedaan utamanya adalah menggunakan PWM.
Baca juga: Fungsi Resistor Pada Power Amplifier OCL 150 Watt Sesuai dengan Jenis-Jenisnya
Baca juga: Beberapa Skema Mini Amplifier Sederhana dengan Komponen dan Cara Kerjanya
- Jalur Input
Untuk input kamu bisa menggunakan filter high-pass diikuti dengan filter low-pass yang sederhana. Penggunaan high-pass filter diikuti dengan low-pass filter.
- Generator Segitiga
Kamu bisa menggunakan LMC555 yang merupakan varian CMOS dari chip 555 yang terkenal. Yang mana tipe ini naik dan turunnya sama danbekerja dengan sempurna. Nilai resistor dan kapasitor frekuensi sekitar 200kHz.
- Comparator
Untuk Comparator, kamu dapat menggunakan komponen apa pun yang kamu inginkan namun apapun itu harus cepat. Sebenarnya op-amp dapat digunakan sebagai Comparator. Atau kamu bisa menggunakan Comparator yang memiliki dua keluaran, seperti LT1016 dari Linear Technology. Perangkat ini mungkin menawarkan kinerja yang agak lebih baik, tetapi harganya bisa lebih mahal.
- Driver MOSFET
Untuk driver MOSFET, kamu bisa memilih menggunakan IR2110. atau IR2011, yang digunakan dalam desain referensi. Karena pin VSS IC terikat ke catu daya negatif, kita perlu menggeser level sinyal dari komparator. Ini dilakukan dengan menggunakan transistor PNP dan dioda 1N4148.
- Filter
Frekuensi cut-off adalah 40kHz, dan resistansi beban adalah 4 ohm karena kami memiliki speaker 4-ohm Dengan informasi ini kita dapat menghitung nilai induktor dan kapasitor:
Untuk filter low-pass, kamu dapat menggunakan kapasitor 680nF untuk sedekat mungkin dengan nilai yang dihitung, tetapi kamu juga dapat menggunakan kapasitor 1µF. Amplifier ini didesain untuk daya keluaran sekitar 100-150W.
Demikian ringkasan informasi yang dapat kami sampaikan kepada kalian semua mengenai cara membuat amplifier kelas t dan d. Semoga bermanfaat untuk kamu yang sedang mencarinya!