Sejarah Singkat Pondok Pesantren Al Mubaarok Manggisan Wonosobo, Unggul dalam Agama Islam dan Prestasi
--
Sekitar dua tahun sebelum selesai tugas mengasuh Pondok Pesantren peniggalan mertuanya selesai, KH. Nur Hidayatulloh mendapatkan isyarat dari gurunya yakni KH. Abdurrohman Ch. Pengasuh Pondok Pesantren Tegalrejo Magelang, agar setelah selesai menjalankan tugasnya, mau mendirikan Pondok Pesantren sendiri di tempat lain.
Isyarat seperti ini disampaikan oleh gurunya tidak hanya satu kali. Bahkan yang terakhir yaitu tanggal 04 Mei 1996 secara jelas beliau dawuh “Dayat…! ben supoyo luwih biso berkembang kowe besuk ora usah manggon nang Jawar, ngaliho seko Jawar lan gaweho nggon ngaji dewe”.
Atas dasar isyarat dan dawuh tersebut, lalu KH. Nur Hidayatulloh mengkomunikasikannya dengan istri dan ibu mertuanya (Ny. Hj. Nur Azizah Ibrohim).
Ketika itu terjadi dinamika dan tarik ulur, karena jauh sebelum itu KH. Nurul Huda Djazuli Pengasuh Pondok Pesantren Al Falah Ploso, Mojo, Kediri sebagai guru dari Ny. Hj. Nur Farida pernah berpesan kepada Kh. Ibrohim, agar Ny.Hj. Nur Farida tidak meniggalkan Jawar yaitu haus hidup di lingkungan Jawar untuk memperkuat eksistensi Pondok Pesantren Roudlotuttholibin Jawar.
Hal ini kemudian menimbulkan kegalauan dalam hati Ny. Hj. Nur Farida. Apakah ikut saran dan dawuh gurunya sendiri atau ikut ikut dawuh guru suaminya.