Saturday 23rd of November 2024
×

Sejarah Pondok Pesantren Tremas Pacitan, Miliki Umur Lebih dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)

Sejarah Pondok Pesantren Tremas Pacitan, Miliki Umur Lebih dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)

--

Dan karena semenjak di Pondok Tegalsari beliau sudah terkenal sebagai seorang santri yang tinggi ilmunya, maka banyaklah orang Pacitan yang mengaji pada beliau. Dari sinilah kemudian di sekitar masjid didirikan pondok untuk para santri yang datang dari jauh.

Baca juga: Sejarah Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Surabaya, Terdepan dalam Berilmu dan Beragama


Baca juga: Amalan Mendapatkan Ilmu Laduni Sunan Kalijaga, Untuk Mengetahui Segala Sesuatu Tanpa Belajar Secara Langsung

Baca juga: Kumpulan Contoh Fiil Amar dan Penjelasan Singkatnya, Mempermudah Belajar Ilmu Nahwu

Namun beberapa waktu kemudian pondok tersebut pindah ke daerah Tremas setelah beliau dikawinkan dengan Putri Demang Tremas R. Ngabehi Hongggowijoyo. Sedang R. Ngabehi Honggowijoyo itu sendiri adalah kakak kandung R. Ngabehi Dipomenggolo.

Diantara faktor yang menjadi penyebab perpindahan Kyai Abdul Manan dari daerah Semanten ke desa Tremas, yang paling pokok adalah pertimbangan kekeluargaan yang dianggap lebih baik beliau mutasi ke daerah Tremas.

Pertimbangan tersebut antara adalah, karena mertua dan istri beliau menyediakan daerah yang jauh dari keramaian atau pusat pemerintahan, sehingga merupakan daerah yang sangat kondusif bagi para santri yang ingin belajar dan memperdalam ilmu agama.

Berdasarkan pertimbangan itulah maka beliau kemudian memutuskan pindah dari Semanten ke daerah Tremas, dan mendirikan pondok pesantren yang kemudian disebut “ Pondok Tremas “.

Sumber:

UPDATE TERBARU