Kedudukan Hadits Ahad Secara Umum, Terdapat 3 Pendapat yang Berbeda dari Para Ulama
--
Para ulama mendefinisikan Hadits Ahad sebagai berikut:
“Hadits Ahad yaitu: hadits yang tidak mencapai derajat Hadits Mutawatir.”
Atau dengan definisi lain bisa dirumuskan:
حديثُ الآحاد: هو الحديث الذي ليس فيه شروط الحديث المتواتر
“Hadits Ahad yaitu: hadits yang tidak memenuhi syarat sebagai Hadits Mutawatir.”
Untuk derajat dari hadits ahad sendiri tidak seperti hadits mutawatir yang harus diterima dan diamalkan. Hadits Ahad memberikan faedah ilmu nazhari (al-ilmu an – nazhariyy) yakni ilmu yang untuk mendapatkannya membutuhkan kepada an-nazhr (penelitian) dan istidlal (pengambilan dalil). Jadi harus diteliti terlebih dahulu karena bisa termasuk dhoif, hasan, atau pun shahih.
Baca juga: Tujuan dan Fungsi Placement Test Bahasa Inggris, Cek Disini Juga Manfaat nya!
Baca juga: Ilmu Laduni Sunan Kalijaga: Pengertian, Manfaat, dan Cara Mendapatkannya
Kedudukan Hadits Ahad Secara Umum
Para ulama sepakat, bahwa:
– Khabar yang dibawakan oleh seorang yang ma’shum (yaitu seorang nabi) itu bersifat qath’i tsubut.
– Bila umat Islam sepakat untuk menerima sebuah Hadits Ahad, maka hadits itu bersifat qath’i tsubut.
– Bila umat Islam sepakat untuk mengamalkan sebuah Hadits Ahad, maka hadits itu bersifat qath’i tsubut.
– Hadits Ahad yang dibawakan oleh seorang yang tidak “adil” itu termasuk hadits zhanni tsubut.