Sejarah Pondok Pesantren Darussalam Garut, Berkembang Pesat Sejak Zaman Penjajahan
--
Untuk mencapai visi tersebut, Pondok Pesantren Darussalam mengemban misi sebagai berikut:
- Mempersiapkan generasi yang unggul dan berkualitas menuju terbentuknya khoiru ummah.
- Mendidik dan mengembangkan generasi mukmin-muslim yang berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berfikiran bebas, serta berkhidmat kepada masyarakat.
- Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju terbentuknya ulama yang intelek.
- Mempersiapkan warga Negara yang berkepribadian Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT
Baca juga: Sejarah Pondok Pesantren Mathali'ul Falah Kajen Pati, Mempersiapkan Kader-Kader Islam
Sejarah Pondok Pesantren Darussalam
Cikal Bakal Darussalam bermula pada tahun 1915, Almarhum H. Ahmad mendirikan Pesantren yang pengelolanya diserahkan kepada putra beliau KH. Ishaq Asy’ary.
Meskipun dalam suasana penjajahan, pesantren ini berkembang pesat, terbukti dengan berdatangannya para santri dari berbagai daerah. Namun, pada tahun 1954 terjadi masa vakum karena adanya gangguan keamanan dan KH. Ishaq Asy’ary mengungsi ke Bandung serta wafat di sana pada tahun 1958.
Pada tahun 1969, KH. Abdul Mu’thy (putra sulung dari KH. Ishaq Asy’ary) mulai membangun kembali pesantren dengan mendirikan Madrasah Diniyyah. Saat itu beliau bertemu dengan salah seorang pendiri Pondok Modern Gontor KH. Zainuddin Fannani di Jakarta.
Beliau mendapatkan banyak cerita tentang Gontor dan bercita-cita ingin memiliki pesantren seperti Gontor, maka mulailah mengirimkan putra-putranya untuk belajar di Gontor. Sambil menunggu kepulangan putra-putranya sebagai kader, madrasah dikelola oleh putra sulung beliau H. Abdul Majid.