Sejarah Jenang Sengkolo 7 Rupa yang Merupakan Akulturasi Tradisi Islam dan Jawa, Simbolisme Doa dan Harapan
--
Makna Atau Filosofi Jenang Sengkolo 7 Rupa
Jenang sengkolo lebih dikenal sebagai jenang abang atau jenang abang puteh. Kata sengkolo berasal dari kata morwakala yang berarti menghilangkan balak. Jenang Sengkala dinamakan berdasarkan warna makanan ini. Jenang sengkala berbahan dasar beras yang dimasak dengan menggunakan campuran gula merah dan santan.
Bubur Sengkolo juga dapat diartikan sebagai perwujudan tulang dan darah, merah dan putih. Keberadaan bubur ini menjadi simbol manusia kembali kepada kesucian dan pengantar doa pada Tuhan yang Maha Esa.
Baca juga: 6 Efek Samping Makanan Fermentasi Bisa Bikin Mual Sampai Keracunan Kalau Makan Berlebihan
Baca juga: Link Download Template Contoh Surat Penawaran Catering Makanan Format Word/PDF Gratis
Sejarah Jenang Sengkolo 7 Rupa
Ketika agama islam masuk ke nusantara, bubur Sengkolo yang dibagi-bagikan kepada tetangga dan sanak saudara juga dimaknai sebagai amal sosial.
Masyarakat Jawa percaya apabila dalam pelaksanaannya doa tidak hanya dipanjatkan begitu saja. Ada beragam sesaji yang disiapkan sebagai bentuk kesungguhan doa. Bubur Sengkolo merupakan salah satu sajian makanan yang paling sering digunakan dalam acara selametan masyarakat Jawa.
Dalam agama islam, Bubur Sengkolo termasuk doa bil isyaroh. Doa yang dalam aplikasinya direalisasikan melalui perlambang. Tujuannya ialah untuk menguatkan doa yang dipanjatkan sehingga kemungkinan terkabul lebih besar.
Jenis Jenang Sengkolo 7 Rupa
1. Jenang Abang atau Bubur Merah
Karena berasal dari gula merah atau gula Jawa. Warna jenang ini bermakna sebagai indung telur. Manifestasi dari sosok ibu sebagai tempat dimulainya kehidupan manusia.
2. Jenang Putih atau Bubur Putih
Rupa jenang ini putih bersih. Perpaduan dari beras dan santan kelapa. Bermakna sebagai wujud penghormatan pada ayah. Juga sebagai simbol sperma laki-laki.
3. Jenang Sengkala atau Bubur Sengkala
Disajikan dalam wadah dengan komposisi jenang abang lebih banyak dengan tambahan sedikit jenang putih di tengahnya. Mengenai bentuk jenang sengkolo terdapat beberapa versi. Ada yang menyatakan bahwa warna merah lebih banyak dibanding putih atau sebaliknya warna putih lebih banyak dari warna merah.
4. Jenang Sengkala Sepuh
Biasanya memiliki komposisi separuh jenang abang dan separuh jenang putih dalam satu wadah. Jenang sepuh memiliki simbol sebagai ngewaruhi bumi atau menyapa bumi. Memiliki artian sebagai ungkapan wujud terima kasih kepada bumi atau alam yang telah menyediakan segala kebutuhan bagi manusia, mulai dari sandang, pangan dan papan.
Nah, bagaimana? Apakah artikel kali ini bisa menjawab pertanyaan kamu? Sekian informasi mengenai sejarah jenang sengkolo 7 rupa yang bisa kami sampaikan kali ini untukmu. Smeoga membantu!