Thursday 26th of December 2024
×

Makna Atau Filosofi Jenang Sengkolo 7 Rupa, Tradisi Turun Temurun yang Menjadi Simbol Manusia Kembali Kepada Kesucian

Makna Atau Filosofi Jenang Sengkolo 7 Rupa, Tradisi Turun Temurun yang Menjadi Simbol Manusia Kembali Kepada Kesucian

--

Makna Atau Filosofi Jenang Sengkolo 7 Rupa

Jenang sengkolo lebih dikenal sebagai jenang abang atau jenang abang puteh. Kata sengkolo berasal dari kata morwakala yang berarti menghilangkan balak. Jenang Sengkala dinamakan berdasarkan warna makanan ini. Jenang sengkala berbahan dasar beras yang dimasak dengan menggunakan campuran gula merah dan santan

Bubur sengkala dibuat dari bahan beras, gula merah dan parutan kelapa. Bubur beras ini bila diwarnai/diberi dengan gula merah maka disebut bubur merah. Sedangkan bila bubur berasnya dicampur parutan kelapa maka disebut bubur putih.


Jenang sengkala biasanya ada dalam uborampe adat tradisi Jawa seperti selamatan, mitoni, sepasaran bayi, selapanan dll. Khususnya ada dalam adat tradisi yang berkaitan dengan anak/ bayi dan tidak bisa dipisahkan keberadaannya karena merupakan lambang wujud rasa syukur, pengharapan keselamatan pada bayi dan simbol hubungan anak dengan orangtua.

Bubur merah dalam jenang Sengkolo diibaratkan sebagai indung telur, sementara bubur putih diibaratkan sebagai sperma. Jadi Bubur Sengkolo memiliki makna sebagai peran kedua orang tua dalam kehidupan seorang anak. Orang tua menjadi perantara seseorang memulai kehidupannya di dunia.

Bubur Sengkolo juga dapat diartikan sebagai perwujudan tulang dan darah, merah dan putih. Keberadaan bubur ini menjadi simbol manusia kembali kepada kesucian dan pengantar doa pada Tuhan yang Maha Esa.

Baca juga: Contoh Cerkak Bahasa Jawa Jawa Tema Pendidikan Singkat, Bisa Jadi Bahan Pembelajaran!

Baca juga: Kumpulan Cerkak Bahasa Jawa Berbagai Tema, Menarik dan Seru Untuk Dibaca!

Baca juga: Mengenal Puasa Pati Geni: Pengertian, Sejarah Singkat, dan Niat Bacaan Bahasa Jawa dan Artinya

Bubur Sengkolo diyakini masyarakat Jawa sebagai penolak bala atau bisa menghindarkan manusia dari kesialan. Bubur Sengkolo biasanya disajikan dalam acara selametan ketika ada bayi baru lahir, acara pernikahan, musim tanam, musim panen, pendirian rumah, dan lain sebagainya.

Demikian artikel terkait makna atau filosofi jenang sengkolo 7 rupa untukmu kali ini. Nah, semoga informasi terkait yang kami sampaikan di atas bisa menjadi pelajaran untuk kita semua. 

Sumber:

UPDATE TERBARU