Berikut Fakta Microsoft PHK 11 Ribu Karyawan, Setelah Memberi Cuti Tanpa Batas Terhadap Karyawannya
--
2. Microsoft Memiliki 221 ribu pekerja
Pada perusahaan tersebut, saat ini terdapat 221 ribu karyawan penuh waktu, termasuk 122 ribu karyawan di Amerika Serikat (AS) dan 99 ribu lainnya yang tersebar secara global. Data tersebut diambil pada Juni 2022.
Nadella mengaku PHK karyawan merupakan pilihan sangat sulit yang telah dibuat sepanjang 47 tahun sejarah pendirian Microsoft. Ia juga mengatakan industri teknologi akan sulit bertahan jika tidak bisa beradaptasi dengan perubahan masyarakat di dunia.
“Ini adalah pilihan paling sulit yang telah kami buat sepanjang 47 tahun ini untuk tetap menjadi perusahaan konsekuensial di industri ini. Industri ini tak kenal ampun bagi siapa pun yang tidak beradaptasi dengan perubahan platform.” tuturnya.
Baca juga: Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa Tahun 2023 Diganti Namanya Menjadi BLT Kemiskinan Ekstrem
Baca juga: Promo Tiket Nonton Balada Si Roy Beli 1 Gratis 1 di Cinepolis, Berikut Cara Mendapatkannya
Baca juga: Saham GOTO Hari ini 19 Januari 2023, Naik 7 Poin atau 6,54 Persen ke Posisi 114!
3. Microsoft Pernah Melakukan PHK karyawan pada 2014-2015
Sebelumnya, perusahaan teknologi ini dulunya pernah melakukan PHK karyawan pada 2014 dan 2015 karena melepaskan akuisisi ponsel Nokia. Namun selama pandemi COVID-19, perusahaan ini telah mempekerjakan lebih dari 75 ribu karyawan karena permintaan platform online yang kian bertambah.
Meskipun pendapatan Microsoft selama tiga tahun ini bahkan tumbuh hingga 58%, namun kenaikan suku bunga dan ancaman resesi dinilai akan mengancam prospek peruahaan.
Sedangkan baru-baru ini, Microsoft memberikan jatah cuti karyawan tanpa batas atau unlimited di AS yang akan berlaku mulai 16 Januari 2023. Perusahaan tersebut akan menawarkan 10 hari libur perusahaan, cuti, cuti sakit dan kesehatan mental, dan cuti untuk tugas juri atau berduka.
Demikian informasi terkait kabar PHK 11 ribu karyawan yang akan dilakukan oleh Microsoft. Di mana hal ini berarti menjadi acuan betapa badai terhadap krisis semakin parah.
