Kerusuhan Peru Tewaskan 45 Orang Demonstran yang Menuntut Dina Boluarte Mundur Untuk Pemilihan Baru
--
Kerusuhan Peru Tewaskan 45 Orang Demonstran
Protes sebulan terakhir, menyerukan Dina Boluarte mundur dan menyerukan pemilihan baru. Protes telah dipicu oleh penggulingan mantan Presiden sayap kiri Pedro Castillo yang dramatis pada 7 Desember, setelah ia mencoba menutup Kongres dan mengkonsolidasikan kekuasaan.
Korban tewas mencapai 45 orang. Kelompok hak asasi manusia menuduh polisi dan tentara menggunakan senjata api yang mematikan dalam protes tersebut. Polisi mengatakan para pengunjuk rasa telah menggunakan senjata dan bahan peledak rakitan.
Kerusuhan bermula ketika barisan polisi beratribut lengkap menghadapi pengunjuk rasa yang melemparkan batu di beberapa jalan, dan satu bangunan bersejarah di pusat bersejarah kota itu terbakar pada Kamis malam.
Akibatnya Gedung di San Martin Plaza dilalap si jago merah tanpa penyebab yang diketahui, kata seorang komandan pemadam kebakaran kepada radio setempat.
Perusahaan penambang yang berbasis di Kanada, Hudbay, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pengunjuk rasa telah memasuki lokasi penambangan di unit Peru, merusak serta membakar mesin dan kendaraan utama.
"Ini bukan protes; ini sabotase terhadap aturan hukum," kata Perdana Menteri Peru, Alberto Otarola, pada Kamis malam bersama Presiden Dina Boluarte dan menteri pemerintah lainnya.
Menteri Dalam Negeri Peru Vicente Romero membantah klaim yang beredar di media sosial bahwa kebakaran di Lima disebabkan oleh granat gas air mata seorang petugas polisi.
"Kami tidak akan melupakan rasa sakit yang ditimbulkan polisi di kota Juliaca," kata seorang pengunjuk rasa, yang tidak menyebutkan namanya.
Nah, semoga informasi terkait yang kami sampaikan di atas bisa menjadi pelajaran untuk kita semua senantiasa memikirkan resiko dan konsekuensi dari perbuatan kita.