Thursday 14th of November 2024
×

Resensi Adalah: Pengertian Menurut Para Ahli, Jenis, Tujuan, Struktur, dan Contohnya

Resensi Adalah: Pengertian Menurut Para Ahli, Jenis, Tujuan, Struktur, dan Contohnya

--

Baca juga: Rekomendasi Model Box Speaker Bass Jauh dan Ciamik Untuk Acara Jedag Jedug di Lapangan

Baca juga: Rekomendasi Produk Lipstik Wardah Warna Natural Untuk Tampilan Wajah Lebih Muda, Pilihlah Sesuai dengan Kulit Wajahmu!


Baca juga: Sewa Sound System Surabaya yang Bisa Jadi Rekomendasi, Adakan Acara Besar Tanpa Bingung!

Jenis dan Tujuan Resensi

Selanjutnya, berikut ini adalah jenis dan tujuannya:

  • Resensi Informatif, yakni resensi yang menyampaikan ulasan secara umum dan singkat dari seluruh isi buku.
  • Resensi Deskriptif, adalah resensi yang menguraikan secara jelas setiap bagian atau babnya.
  • Resensi Kritis, bentuk ulasan yang detail dan disertai dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi resensi kritis biasanya objektif dan kritis saat memberikan pandangan terhadap buku tersebut.

Struktur Resensi

Dalam menulis resensi, terdapat beberapa struktur penting seperti berikut:

  • Identitas: judul, nama pengarang, nama penerbit, tahun terbit, ukuran buku, dan tebal halaman.
  • Orientasi: terletak pada paragraf pertama dan menjelaskan secara singkat tentang keunggulan dan kelebihan buku.
  • Sinopsis: uraian singkat tentang pemahaman penulis terhadap isi buku.
  • Analisis: pemaparan mengenai keberadaan unsur cerita, seperti penokohan, al ur, dan tema.
  • Evaluasi: terdapat ulasan tentang kelebihan dan kekurangan sebuah karya tulis.

Contoh Resensi Buku

Identitas Buku:

  • Judul buku: Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat
  • Pengarang: Mark Manson
  • Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia
  • Tanggal Terbit: 20 Februari 2005
  • ISBN: 9786024526986
  • Tebal halaman: 256 halaman
  • Lebar: 14.0 cm
  • Panjang: 21.0 cm

Sinopsis Buku:

“Apa pun masalahnya, konsepnya sama: selesaikan masalah, lalu berbahagialah. Sayangnya bagi banyak orang, rasanya hidup tidak sesederhana itu. Itu karena mereka menghadapi masalah dengan paling tidak satu dari dua cara berikut: penyangkalan atau mentalitas korban” (hal 37)

Sumber:

UPDATE TERBARU