Thursday 19th of December 2024
×

Mengenal Class Dalam Driver Power Amplifier Lengkap Dengan Kegunaannya, Pecinta Audio System Wajib Tahu

Mengenal Class Dalam Driver Power Amplifier Lengkap Dengan Kegunaannya, Pecinta Audio System Wajib Tahu

--

Class Dalam Driver Power Amplifier

Power Amplifier Class A

Amplifier kelas A secara umum menggunakan transistor, bisa jenis transistor Bipolar, FET, IGBT, dan lain-lain. Pada driver Class A, transistor dikonfigurasi common emitor, atau tegangan masuk melalui emittor dan keluaran dayanya ke speaker keluar dari colector. Agar Class A bisa mengeluarkan linearitas dan gain yang tinggi maka bias harus di-on terus-menerus.


Power Amplifier Class B

Pada penguat amplifier class B tidak ada arus DC ke basis saat arus diamnya nol, sehingga daya dc-nya kecil. Oleh karena itu class B memiliki efisiensi yang jauh lebih tinggi daripada driver class A. Namun pengingkatan efisiensi harus dibayar dengan menurunnya linearitas oleh sistem switching. Driver class B lebih dingin dari class A dan lebih efisien daya, namun memiliki cacat crossover atau liniernya lebih rendah daripada driver class A.

Power Amplifier Class A/B

Class AB merupakan salah satu jenis driver power amplifier yang paling banyak digunakan sampai saat ini. Pada class A/B, kedua transistor penguat diberikan tegangan bias yang sangat kecil, yaitu umumnya cuma 5% sampai 10% sebagai arus diam untuk bias transistor yang berada tepat di atas titik potongnya. Kemudian pada konduktor yaitu baik TR jenis bipolar ataupun jenis FET akan “ON” selama lebih dari satu setengah siklus – namun kurang dari satu siklus penuh dari sinyal input.

Power Amplifier Class D

Power Amplifier Class D pada dasarnya adalah jenis penguat non-linier atau penguat menggunakan sistem PWM(Pulse With Modulator). Amplifier Class D secara teoritis dapat mencapai efisiensi tinggi 100% – tapi dalam prakteknya maksimal mentok di 90%; hal ini karena tidak adanya siklus bentuk gelombang tegangan dan arus yang tumpang tindih karena arus ditarik hanya melalui transistor yang on.

Dengan demikian class D  tidak cocok jika untuk audio ruangan secara umum – namun sangat cocok untuk mendriver low-sub pada sound sistem lapangan karena output dayanya yang besar, kuat,  dan irit daya. Power class D juga cocok jika digabungkan dengan SMPS power supply.

Baca juga: Rangkaian Amplifier Sederhana Untuk HP dan Cara Kerjanya Untuk Kuatkan Suara Musik

Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Amplifier Mini 5V Sederhana? Ikuti Tutorial Ini Agar Berhasil!

Baca juga: Cara Membuat Amplifier Mini 5V Sederhana Untuk Bluetooth Bass Paling Praktis

Power Amplifier Class C

Karena distorsi audio yang cukup berat, maka penguatan class C biasanya terbatas digunakan pada osilator gelombang sinus frekuensi tinggi,  dan beberapa jenis penguatan frekuensi radio yang di mana pulsa arus yang dihasilkan pada output bisa dikonversi untuk menyelesaikan gelombang sinus dengan frekuensi tertentu karena penggunaan rangkaian resonansi di kolektornya.

Power Amplifier Class G Dan H

Pada intinya class H akan menggunakan jalur voltase yang lebih rendah(low) daripada class A / B yang setara jika input rendah, sehingga akhirnya secara signifikan mengurangi konsumsi dayanya; Namun pada saat kondisi dimana daya tinggi diperlukan, maka sistem secara dinamis dan otomatis akan berpindah ke jalur tegangan tegangan tinggi(high) agar bisa menangani transien amplitudo yang tinggi. Pada itinya Class H dan G lebih efisien listrik daripada class AB biasa yang setara.

Sumber:

UPDATE TERBARU