Kerangka Naskah Lawakan Tunggal Dengan Cara Menyusunnya
--
Cara Menyusun Naskah Lawakan Tunggal
Berikut beberapa cara dalam menyusun naskah lawakan tunggal.
Set up
Set up merupakan pengantar lelucon yang disampaikan. Biasanya, bagian dari set up ini belum terlihat kelucuannya. Set up berisi mengenai seputar informasi.
Contoh: “Anak saya itu memang jarang liburan.”
Punchline
Ini merupakan bagian yang mengandung unsur humor. Seharusnya pada bagian punchline bisa membuat para penonton tertawa. Punchline merupakan bagian dari reaksi atau kejutan atas set up yang sudah diberikan. Biasanya, punchline berisi atas sesuatu di luar kewajaran atas set up yang sudah diberikan.
Bit
Bit merupakan sepasang kesatuan antara set up dan punch. Bisa dibilang bit merupakan bagian kecil dari naskah lawakan tunggal. Biasanya, dalam satu naskah ada beberapa bit yang saling berkaitan.
Rule of three
Ini merupakan cara untuk mengundang tawa penonton. Rule of three digunakan melalui penyampaian 3 hal atau contoh sesuatu. Contoh ketiga merupakan hal yang tidak terduga tetapi masih berkaitan dengan contoh sebelumnya.
Dalam menyampaikan lawakan tunggal, sangat penting menunjukkan kesantunan dalam berbahasa. Penyampaian lawakan bisa menggunakan kata ‘maaf’ atau ‘permisi’. Kritik yang disampaikan juga harus berupa fakta yang valid, bukan fitnah. Sehingga, pihak yang dikritik bisa menerimanya. Setelah memahami istilah dalam pembuatan naskah lawakan tunggal, peserta didik bisa membuat kerangka naskah lawakan tunggal.
Penyampai materi juga harus mengenakan pakaian sopan. Kerangka naskah lawakan tunggal bisa memudahkan peserta didik dalam menentukan mana yang merupakan bit, set up, punch, dan sebagainya. Penyampaian naskah lawakan tunggal harus dilakukan tanpa membacanya. Sehingga, penting untuk menguasai naskah serta melatih ketepatan ekspresi atau gerak tubuh. Selalu tampilkan gestur tubuh atau gerak tubuh yang baik.
Nah, itu dia pembahasan tentang kerangka naskah lawakan tunggal dengan cara menyusunnya. Semoga bermanfaat.