Mengenal Huruf Pegon, Yuk Pelajari Sejarah Fungsi, Makna, dan Cara Membacanya di Sini
--
Tujuan utama modifikasi menjadi Huruf Pegon ini adalah untuk memudahkan dalam penyebaran agama Islam kepada masyarakat yang masih kental unsur-unsur kepercayaan lamanya. Modifikasi ini, berhasil mengolah aksara Arab yang dianggap suci hingga mudah dipahami oleh masyarakat non-Arab.
Asal-usul Huruf Pegon
Perkembangan Huruf Pegon sendiri tidak bisa dipisahkan dari peran para santri dan kiai di pondok pesantren. Meski demikian, keberadaan Huruf Pegon sendiri diduga sudah ada sejak awal dakwah Islam masuk ke Nusantara.
Di Indonesia sendiri ada dua aksara yang merupakan hasil modifikasi dari huruf-huruf Arab. Pertama, Huruf Jawi atau Arab Melayu, dan kedua Huruf Pegon atau Arab Jawa.
Dari penelitian para ahli Paleografi, Huruf Jawi atau Arab Melayu sudah dikenalkan sejak abad ke-11 Masehi. Sementara, Huruf Pegon sendiri belum ada data pasti kapan mulai berkembang di Tanah Jawa.
Namun ada tiga pendapat yang mengemukakan tentang mulai berkembangnya Huruf Pegon ini, yaitu:
- Huruf Pegon muncul sekitar tahun 1400, dan digagas oleh Sunan Ampel atau Raden Rahmat.
- Huruf Pegon muncul pada abad ke-18-19, yaitu dari karya beberapa ulama seperti KH Ahmad Rifai (1788-1878), KH Sholeh Darat (1820-1903), dan sebagainya.
- Huruf Pegon digagas oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati dari Cirebon.
Baca juga: Contoh Tulisan Tegak Bersambung yang Benar, Pelajari Tiap Hurufnya Disini!
Baca juga: Download Kumpulan Soal Materi Makharijul Huruf, Disertai dengan Kunci Jawaban Lengkap
Baca juga: Contoh Soal Materi Makhorijul Huruf, Tempat Keluarnya Huruf-huruf Hijaiyah
Fungsi Huruf Pegon
- Penulisan teks keagamaan
Tidak dapat dipungkiri, pengembangan Huruf Pegon sangat erat kaitannya dengan kegiatan dakwah Islam. Salah satu karya yang menggunakan Huruf Pegon adalah kitab Tasyrihah al Muhtaj yang ditulis pada tahun 1900 Masehi.
- Penulisan teks sastra
Beberapa karya sastra yang dituliskan dengan Huruf Pegon, antara lain Layang Carios Samud Kagungan Kraton Kacirebonan, Carub Kandha Carang Status, Waosan Bujang Genjong, dan sebagainya.
- Penulisan surat menyurat
Surat-surat yang ditulis dengan Huruf Pegon mencakup surat pribadi maupun dokumen resmi kerajaan. Salah satunya terdapat dalam surat Pangeran Aria Cirebon kepada Gubernur Jenderal Belanda yang berkuasa di Batavia.