Darurat Gunung Sampah di Depo Kotabaru Yogyakarta Capai 60 Ton! Dampak Ekonomi Masyakarat Terganggu
--
ASCOMAXX.com - Gunung sampah di Depo Kotabaru Yogyakarta saat ini sedang menjadi pusat perhatian. Pasalnya, tumpukan sampah disana telah capai 60 ton hingga halangi akses jalan. Beberapa masyarakat sekitar sana juga mengaku jika berdampak pada ekonomi mereka. Begini penjelasan lengkapnya.
Sebelumnya telah dilaporkan bahwa terdapat tumpukan sampah yang membentang di depo sampah di Jalan Merbabu, Kotabaru, Kemantren Gondokusuman, Kota Jogja. Warga sekitar melaporkan bahwa tumpukan sampah ini memiliki panjang sekitar 50 meter.
Pada pukul 07.30 WIB, dilansir dari detikJogja di lokasi, tumpukan sampah tersebut membentang di sisi selatan jalan hingga hampir menutupi badan jalan.
Ketinggian tumpukan sampah ini diperkirakan mencapai 3-4 meter. Sampah tersebut membentang dari depo sampah ke arah timur dan sebagian besar terdiri dari bungkusan-bungkusan plastik berbagai ukuran. Bahkan, dalam tumpukan sampah tersebut terdapat sebuah kasur ukuran sedang.
Baca juga: Riko Arizka Pembunuh Elisa Mulyani Dihukum 15 Tahun Bui, Kakak Korban Kecewa dengan Putusan Hakim!
Baca juga: Sosok Psikopat Ronald Tannur yang Bunuh Kekasihnya, Dilindas Mobil dan Tertawa Saat Merekamnya!
Baca juga: Video Tante Prank Ojol Viral Twitter Tahun 2023, Driver Tak Berkutik Sama Sekali!
Tumpukan Sampah Ganggu Ekonomi Masyarakat
Tumpukan sampah yang membentang sepanjang sekitar 50 meter, menurut penjual bunga bernama Wahyu (27), telah ada selama sekitar satu bulan. Namun, pengambilan sampah di Depo ini sudah terbengkalai selama hampir 3 bulan.
“Kebanyakan yang datang merupakan sampah dari penggerobak yang dilansir menggunakan motor. Tentu, kondisi tersebut sangat mengganggu terutama bagi para konsumen,” ujarnya.
Depo ini menjadi pemandangan yang sesak karena adanya "gunung" sampah yang sudah ada selama sekitar satu bulan, membentang hingga sekitar 50 meter dan menutup sebagian jalan Merbabu.
Situasi ini tidak hanya mengganggu pengguna jalan, tetapi juga berdampak negatif pada ekonomi masyarakat di sekitar, terutama bagi mereka yang memiliki warung atau berjualan bunga rangkai.