Contoh Penerapan P5 di Lingkungan Sekolah Beserta Manfaat untuk Peserta Didik
--
Tujuan utama P5 adalah membentuk generasi muda yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, mampu merangkul keberagaman global, memiliki semangat gotong royong, mandiri, berpikir kritis, dan kreatif.
P5 adalah pendekatan pembelajaran lintas disiplin ilmu yang dirancang untuk memungkinkan peserta didik mengamati dan mengatasi masalah-masalah dalam lingkungan sekitar mereka. Berbeda dari pembelajaran tradisional, P5 menggunakan pendekatan berbasis proyek.
Contoh Penerapan P5
Untuk memastikan karakter pelajar sesuai dengan profil pelajar Pancasila, pendidik perlu menjalankan P5 secara efektif dalam proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa contoh tindakan untuk menerapkan P5 dalam kurikulum merdeka:
Baca juga: Link Download Contoh Soal Lingkaran yang Diarsir Beserta Kunci Jawabannya Kurikulum Merdeka 2023
Baca juga: Daftar Materi Pelajaran Bahasa Sunda Kelas 3 SD/MI Semester 1/2 Kurikulum Merdeka, Pelajari di Sini
Contoh 1: Pak Abdullah Seorang Pengawas di Ternate
Selain bekerja sebagai pengawas sekolah, Pak Abdullah aktif berkegiatan di komunitas lingkungan. Akhir-akhir ini, di Ternate sering terjadi krisis air bersih karena mata air mengering.
Ketika SD dampingannya berkonsultasi untuk merancang proyek profil, Pak Abdullah menyarankan tema Gaya Hidup
Berkelanjutan, topik "Konservasi Air". Siswa belajar tentang siklus air, lalu menyelidiki penyebab keringnya mata air.
Ternyata sebabnya adalah kerusakan hutan di lereng Gunung Gamalama, akibat erupsi pada tahun sebelumnya. Siswa dan sekolah sepakat membuat aksi penghijauan lereng gunung. Pak Abdullah bantu menghubungi DLHK untuk mendapat bantuan bibit pohon.
Setelah penanaman, siswa kerap berkunjung untuk menjenguk dan merawat pohon mereka. Dimensi Akhlak Mulia, khususnya Akhlak terhadap Alam, berkembang pesat pada diri siswa setelah menjalani proyek profil ini.
Contoh 2: Ningsih Seorang Peserta Didik di Sumbawa Barat
Ningsih seorang siswa SMP. Ningsih tinggal di desa nelayan gurita. Di sekolah, guru Ningsih merancang proyek profil bertopik "Detektif Gurita".
Ningsih mengeksplorasi segala hal tentang dunia gurita, mulai dari karakteristik dan cara hidup gurita, hingga bagaimana gurita mempengaruhi kesejahteraan masyarakat desanya. Sewaktu menyelidiki, Ningsih dan teman-teman baru tahu bahwa gurita yang tidak laku biasanya hanya dibuang ke laut.
Dengan bimbingan guru, Ningsih dan teman sekelasnya bersama-sama mengembangkan kreasi pangan olahan gurita untuk memanfaatkan gurita yang tidak laku. Ningsih sangat senang karena ia dan teman-teman berkesempatan mengasah dimensi Kreatif dan Gotong Royong melalui proyek profil.