Saturday 23rd of November 2024
×

Bacaan Mantra Sedulur Papat Lima Pancer (S45P) PSHT yang Wajib Dihapalkan Oleh Setiap Warga

Bacaan Mantra Sedulur Papat Lima Pancer (S45P) PSHT yang Wajib Dihapalkan Oleh Setiap Warga

--

Dalam prakteknya, PSHT memfasilitasi anggotanya untuk mengembangkan karakter yang menjunjung tinggi kejujuran, menjaga keseimbangan fisik, mental, pikiran, emosi, sosial, dan spiritual. Penanaman nilai-nilai falsafah ini menjadi penting mengingat harus berhadapan dengan kemajuan teknologi.

Baca juga: Cara Memilih Ayam Jago Untuk Pengesahan Calon Warga PSHT, Pastikan Ciri-Ciri Ini Sudah Ada!


Baca juga: Langkah-Langkah Pembukaan PSHT, Sebuah Gerakan Awal Ketika Sambung yang Memiliki Makna

Baca juga: Arti Gerakan Pembukaan PSHT, Jadi Langkah Awal Untuk Menghadapi Lawan

Mantra Sedulur Papat Lima Pancer (S45P)

Sebagai informasi, Mantra Sedulur Papat Lima Pancer (S45P)  timbul adanya kepercayaan tentang kekuatan roh sedulur papat yang selalu mendampingi seseorang sejak orang itu lahir. Karena itu orang jawa yang masih memelihara kepercayaan kejawen.

Namun hal ini tidak diajarkan secara menyeluruh atau sekedar mengambil pengetahuan ilmunya dari kitab primbon. Pada dasarnya keyakinan tentang Sedulur Papat Limo Pancer tetap mereka yakini, baik bagi mereka yang percaya atau tidak percaya.

Sedulur Papat Limo Pancer Menurut Kejawen seperti tertera dalam bait kidung dibawah ini, mari kita simak dan lebih dipahami, berikut kutipan kidungnya :

"Ana kidung akadang premati, Among tuwuh ing kuwasanira, Nganakaken saciptane, Kakang kawah puniku, Kang rumeksa ing awak mami, Anekaken sedya, Pan kuwasanipun, Adhi ari-ari ika, Kang mayungi ing laku kuwasaneki, Anekaken pangarah, Ponang getih ing rahina wengi angrowangi, Allah kang kuwasa, Andadeaken karsane, Puser kuwasanipun, Nguyu-uyu sambawa mami, Nuruti ing panedha, Kuwasanireku, Jangkep kadang ingsun papat, Kalima pancer wus dadi sawiji, Nunggal sawujudingwang".

Artinya :

"Ada sabda tentang saudara kita yg merawat dgn sungguh2. Yang memelihara berdasarkan kekuasaanya. Apa yg dicipta terwujud. Ketuban itu, yg menjaga badan saya. Yang menyampaikan kehendak, dengan kuwasanya. Dinda ari-ari itu, yang memayungi semua tindakan berdasarkan kekuasaanya, yg menyampaikan tujuan. Sedangkan darah siang dan malam membantu Allah yg kuasa. Mewujudkan kehendak-NYA. User kekuasaanya, memerhatikan sungguh-sungguh diriku, memenuhi permintaanku. Maka, lengkaplah empat saudara saya, kelimanya adalah saya sebagai pusat. Sudah menjadi satu. Manunggal dgn wujudnya".

Sumber:

UPDATE TERBARU